Kenapa Kita Tidak Dapat Mengingat Masa Bayi Kita?
Sekuat apa pun ingatan kalian,
kemungkinan besar ingatan paling awal kalian hanya akan berasal paling lama dari
saat anda berusia tiga tahun. Bahkan, kalian mungkin hanya memiliki sedikit
kenangan dari usia antara 3 sampai 7 tahun. Psikolog menyebut ketidakmampuan
kebanyakan orang dewasa untuk mengingat peristiwa dari awal kehidupan seperti
ini sebagai amnesia masa kecil. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Sampai 20 tahun terakhir, para
peneliti belum dapat menjelaskan secara tepat mengapa amnesia masa kecil ini
bisa terjadi. Oleh karena itu mereka berusaha menyelidiki kemampuan memori
anak-anak untuk mencari jawabannya. Untuk waktu yang lama, penjelasan di balik
amnesia masa kecil bersandarkan pada asumsi bahwa bagian pembentukan memori
pada otak bayi belum berkembang.
Lalu, pada usia sekitar 3 tahun,
barulah kemampuan memori pada anak-anak mulai berkembang. Namun, psikolog telah
menemukan bahwa bayi berumur 3 sampai 6 bulan pun telah dapat membentuk
kenangan jangka panjang.
Perbedaannya hanya pada kenangan
mana yang akan dipertahankan. Misalnya, bayi lahir dengan kenangan yang lebih
implisit atau utuh dan tidak sadar. Pada saat yang sama, memori eksplisit atau
episodik (yang mencatat peristiwa tertentu) tidak membawa informasi pada tiga
tahun pertama kehidupan, hal ini dapat menjelaskan mengapa orang tidak ingat
ketika mereka dilahirkan.
Proses Pembentukan Memori pada Anak
Untuk membentuk kenangan, manusia harus membuat sinaps, atau koneksi antara sel
otak, yang mengkodekan informasi sensorik dari suatu peristiwa ke dalam memori
kita. Dari sana, otak kita mengatur informasi ke dalam kategori-kategori dan
menghubungkannya dengan data yang serupa, yang disebut konsolidasi.
Agar memori dapat tersimpan dengan
lama, kita harus secara berkala “mengambil” kenangan ini kembali (proses dimana
kita mengingat) dan menelusuri kembali sinaps yang telah terbentuk, yang
bertujuan untuk memperkuat koneksi tersebut.
Sebagian besar studi telah membantah
pemikiran lama bahwa bayi tidak dapat mengkodekakan informasi yang membentuk
dasar dari kenangan. Misalnya, dalam satu percobaan yang melibatkan bayi berusia
2 dan 3 bulan, kaki bayi dilekatkan dengan pita ke mainan yang terdapat di
atasnya. Dengan menendang kaki mereka, bayi belajar bahwa gerakan tersebut
menyebabkan mainan untuk bergerak. Kemudian, bayi ditempatkan di bawah mainan
yang sama tanpa pita, bayi ingat untuk menendang kaki mereka. Ketika percobaan
yang sama dilakukan dengan bayi berusia 6 bulan, mereka memahami hubungan ini
jauh lebih cepat, yang menunjukkan bahwa kemampuan pengkodean mereka semakin
cepat secara bertahap seiring dengan waktu, bukannya dalam satu ledakan yang
signifikan pada usia sekitar 3 tahun.
Pengkodean memori ini berhubungan
dengan perkembangan dari korteks prefrontal bayi. Daerah ini, yang aktif selama
pengkodean dan pengambilan ingatan eksplisit, tidak berfungsi sepenuhnya saat
lahir. Namun, setelah 24 bulan, jumlah sinaps pada korteks prefrontal telah
mencapai tingkat dewasa. Selain itu, ukuran hippocampus di dasar otak terus
tumbuh hingga tahun kedua atau ketiga. Hal ini penting karena hippocampus
menentukan informasi sensorik apa yang ditransfer ke dalam penyimpanan jangka
panjang.
Tapi bagaimana dengan memori
implisit? Bertempat di otak kecil, memori implisit sangat penting untuk bayi
baru lahir, yang memungkinkan mereka untuk mengasosiasikan perasaan kehangatan
dan keamanan dengan suara ibu mereka dan secara naluriah mengetahui bagaimana
cara untuk makan. Selanjutnya memori implisit mengalami beberapa perkembangan
seiring dengan bertambahnya usia.
Bahkan dalam kasus amnesia dewasa,
keterampilan implisit seperti mengendarai sepeda atau bermain piano tetap
bertahan dari trauma otak. Hubungan Memori dengan Kemampuan Verbal Ingatan
paling awal kita kemungkinan juga diblokir dari kesadaran kita karena kita
tidak memiliki kemampuan bahasa pada waktu itu.
Sebuah studi yang dilakukan pada
tahun 2004, menelusuri perkembangan verbal pada bayi berusia 27-39 bulan
sebagai ukuran seberapa baik mereka bisa mengingat kejadian masa lalu. Para
peneliti menemukan bahwa jika anak-anak tidak tahu kata-kata untuk
menggambarkan peristiwa ketika itu terjadi, maka mereka tidak bisa menjelaskan
setelahnya nanti setelah mempelajari kata-kata yang tepat.
Orang tua juga memainkan peran
penting dalam mengembangkan memori anak-anak. Penelitian lain menunjukkan bahwa
cara orang tua mengingat kenangan dengan anak mereka secara verbal, berkorelasi
dengan gaya narasi anak-anak untuk menceritakan kembali kenangan mereka di
kemudian hari. Dengan kata lain, anak-anak yang orang tuanya memberitahu mereka
tentang peristiwa masa lalu, seperti pesta ulang tahun atau perjalanan ke kebun
binatang, akan lebih mungkin untuk menggambarkan kenangan mereka sendiri dengan
jelas.
Menariknya, memori pribadi juga
memiliki komponen budaya, dimana kenangan pribadi orang Barat lebih fokus pada
diri mereka sendiri dan orang Timur mengingat diri mereka lebih dalam konteks
kelompok. Link artikel ini: http://www.berbagaihal.com/2012/03/kenapa-kita-tidak-ingat-ketika-bayi.html
oOo
Komentar
Posting Komentar